NAMA :SATRIA DWI CAHYADI
NOSIS : 20190438
– E
PANGKAT : SERDA
NO. ABSEN :20
PERCOBAAN 4
MEMBUAT ASTABIL MULTIVIBRATOR
(GENERATOR PEMBANGKIT PULSA)
(GENERATOR PEMBANGKIT PULSA)
1.
TUJUAN : AGAR BAMASIS
MAMPU MEMBUAT ASTABIL MULTIVIBRATOR
2.
ALAT DAN BAHAN:
a.
IC 555
b.
Resistor & Potensio
c.
Capasitor
d.
LED
e.
Osciloscope
f.
Live Wire
3.
JELASKAN : a. Tentang Multivibrator Astabil
b. Tentang Fungsi Potensiometer
c. Tentang LED
4.
DASAR TEORI :
A. Multivibrator
Multivibrator Astabil IC 555 merupakan rangkaian pembangkit gelombang yang sering dijumpai pada perangkat digital maupun perangkat analog. Pada perangkat digital rangkaian Multivibrator Astabil IC 555 berfungsi sebagai pembangkit pulsa clock. Sedangakan pada rangkaian analog Multivibrator Astabil IC 555 dapat digunakan sebagai pembangkit gelombang sebauh nada. Pada dasarnya “Multivibrator astabil” merupakan multivibrator yang mempunyai dua keadaan namun tidak stabil pada salah satu keadaannya selama sesaat dan kemudian berpindah ke keadaan yang lain, disini multivibrator astabil menetap untuk sesaat sebelum berpindah kembali ke keadaan semula. Perpindahan keadaan pada output multivibrator astabil yang berkesinambungan ini menghasilkan suatu gelombang segi empat dengan waktu naik yang sangat cepat. Karena tak dibutuhkan sinyal masukan untuk memperoleh suatu keluaran, maka multivibrator astabil ini kadang kadang disebut multivibrator bekerja bebas ( free running multivibrator ). Multivibrator yang akan kita buat pada artikel ini menggunakan IC 555 sebagai pembangkitnya. IC 555 merupakan IC timer yang didesain spesial untuk pembuatan bermacam jenis multivibrator, salah satunya multivibrator astabil ini. Dalam IC 555 terdapat 2 komparator tegangan dan rangkaian pembagi tegangan yang berfunsi sebagai pembuat referensi 1/3 vcc dan 2/3 vcc.
Multivibrator Astabil IC 555 merupakan rangkaian pembangkit gelombang yang sering dijumpai pada perangkat digital maupun perangkat analog. Pada perangkat digital rangkaian Multivibrator Astabil IC 555 berfungsi sebagai pembangkit pulsa clock. Sedangakan pada rangkaian analog Multivibrator Astabil IC 555 dapat digunakan sebagai pembangkit gelombang sebauh nada. Pada dasarnya “Multivibrator astabil” merupakan multivibrator yang mempunyai dua keadaan namun tidak stabil pada salah satu keadaannya selama sesaat dan kemudian berpindah ke keadaan yang lain, disini multivibrator astabil menetap untuk sesaat sebelum berpindah kembali ke keadaan semula. Perpindahan keadaan pada output multivibrator astabil yang berkesinambungan ini menghasilkan suatu gelombang segi empat dengan waktu naik yang sangat cepat. Karena tak dibutuhkan sinyal masukan untuk memperoleh suatu keluaran, maka multivibrator astabil ini kadang kadang disebut multivibrator bekerja bebas ( free running multivibrator ). Multivibrator yang akan kita buat pada artikel ini menggunakan IC 555 sebagai pembangkitnya. IC 555 merupakan IC timer yang didesain spesial untuk pembuatan bermacam jenis multivibrator, salah satunya multivibrator astabil ini. Dalam IC 555 terdapat 2 komparator tegangan dan rangkaian pembagi tegangan yang berfunsi sebagai pembuat referensi 1/3 vcc dan 2/3 vcc.
B.
Potensiometer
Potensiometer
(POT) adalah salah satu jenis Resistor yang Nilai Resistansinya dapat diatur
sesuai dengan kebutuhan Rangkaian Elektronika ataupun kebutuhan pemakainya.
Potensiometer merupakan Keluarga Resistor yang tergolong dalam Kategori
Variable Resistor. Secara struktur, Potensiometer terdiri dari 3 kaki Terminal
dengan sebuah shaft atau tuas yang berfungsi sebagai pengaturnya. Gambar
dibawah ini menunjukan Struktur Internal Potensiometer beserta bentuk dan
Simbolnya.
Fungsi-fungsi Potensiometer
Fungsi-fungsi Potensiometer
Dengan kemampuan yang dapat
mengubah resistansi atau hambatan, Potensiometer sering digunakan dalam
rangkaian atau peralatan Elektronika dengan fungsi-fungsi sebagai berikut :
Sebagai pengatur Volume pada berbagai
peralatan Audio/Video seperti Amplifier, Tape Mobil, DVD Player.
1.
Sebagai Pengatur Tegangan pada Rangkaian
Power Supply
2.
Sebagai Pembagi Tegangan
3.
Aplikasi Switch TRIAC
4.
Digunakan sebagai Joystick pada Tranduser
5.
Sebagai Pengendali Level Sinyal
C.
Kapasitor
Kapasitor atau kondensator adalah komponen listrik yang memiliki kemampuan untuk
menyimpan muatan listrik. Dari pengertian ini, dapat kita lihat fungsi kapasitor yakni untuk menyimpan
muatan listrik. Pada prinsipnya, kapasitor terdiri atas dua permukaan konduktor
yang dipisahkan oleh suatu bahan isolator sehingga kedua permukaan konduktor
tersebut memiliki kemampuan untuk menyimpan muatan listrik. Kemampuan
kapasitor untuk memperoleh dan menyimpan muatan listrik disebut kapasitas
kapasitor atau kapasitansi. Satuan kapasitas
kapasitor adalah farad (F).
Kapasitas suatu kapasitor didefinisikan sebagai perbandingan tetap antara
muatan (q) yang tersimpan dalam kapasitor dan beda potensial antara kedua pelat
konduktornya (V). Secara matematis, persamaan kapasitas kapasitor dirumuskan:
Dimana; C = kapasitas kapasitor (Farad), q = muatan yang tersimpan dalam
kapasitor (Coulomb), dan V = beda potensial antara kedua pelat konduktor
(Volt).
Salah satu jenis kapasitor adalah kapasitor keping sejajar. Kapasitor ini
terdiri dari dua buah keping metal sejajar yang dipisahkan oleh isolator yang
disebut dielektrik. Jika kapasitor ini dihubungkan ke baterai, kapasitor terisi
hingga beda potensial antara kedua terminalnya sama dengan tegangan baterai.
Jika baterai dicabut, muatan-muatan listrik akan habis dalam waktu yang sangat
lama, kecuali jika sebuah konduktor dihubungkan pada kedua terminal kapasitor.
Fungsi kapasitor dalam suatu rangkaian listrik, yaitu:
·
Untuk menyimpan muatan dan energi listrik.
·
Untuk memilih frekuensi pemancar pada pesawat radio.
·
Sebagai perata tegangan dalam catu daya (power supply).
·
Untuk menghilangkan percikan apai pada sistem pengapian mobil.
D.
LED
Light
Emitting Diode atau sering disingkat dengan LED adalah komponen elektronika
yang dapat memancarkan cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan
maju. LED merupakan keluarga Dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor.
Warna-warna Cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung pada jenis bahan
semikonduktor yang dipergunakannya. LED juga dapat memancarkan sinar inframerah
yang tidak tampak oleh mata seperti yang sering kita jumpai pada Remote Control
TV ataupun Remote Control perangkat elektronik lainnya. Seperti dikatakan
sebelumnya, LED merupakan keluarga dari Dioda yang terbuat dari Semikonduktor.
Cara kerjanya pun hampir sama dengan Dioda yang memiliki dua kutub yaitu kutub
Positif (P) dan Kutub Negatif (N).
LED hanya akan memancarkan cahaya apabila
dialiri tegangan maju (bias forward) dari Anoda menuju ke Katoda.
LED terdiri dari sebuah chip semikonduktor yang di doping sehingga menciptakan junction P dan N. Yang dimaksud dengan proses doping dalam semikonduktor adalah proses untuk menambahkan ketidakmurnian (impurity) pada semikonduktor yang murni sehingga menghasilkan karakteristik kelistrikan yang diinginkan. Ketika LED dialiri tegangan maju atau bias forward yaitu dari Anoda (P) menuju ke Katoda (K), Kelebihan Elektron pada N-Type material akan berpindah ke wilayah yang kelebihan Hole (lubang) yaitu wilayah yang bermuatan positif (P-Type material). Saat Elektron berjumpa dengan Hole akan melepaskan photon dan memancarkan cahaya monokromatik (satu warna). LED atau Light Emitting Diode yang memancarkan cahaya ketika dialiri tegangan maju ini juga dapat digolongkan sebagai Transduser yang dapat mengubah Energi Listrik menjadi Energi Cahaya.
LED terdiri dari sebuah chip semikonduktor yang di doping sehingga menciptakan junction P dan N. Yang dimaksud dengan proses doping dalam semikonduktor adalah proses untuk menambahkan ketidakmurnian (impurity) pada semikonduktor yang murni sehingga menghasilkan karakteristik kelistrikan yang diinginkan. Ketika LED dialiri tegangan maju atau bias forward yaitu dari Anoda (P) menuju ke Katoda (K), Kelebihan Elektron pada N-Type material akan berpindah ke wilayah yang kelebihan Hole (lubang) yaitu wilayah yang bermuatan positif (P-Type material). Saat Elektron berjumpa dengan Hole akan melepaskan photon dan memancarkan cahaya monokromatik (satu warna). LED atau Light Emitting Diode yang memancarkan cahaya ketika dialiri tegangan maju ini juga dapat digolongkan sebagai Transduser yang dapat mengubah Energi Listrik menjadi Energi Cahaya.
E.
IC 555
I C Timer atau IC Pewaktu adalah jenis IC yang digunakan untuk berbagai Rangkaian Elektronika yang memerlukan fungsi Pewaktu dan multivibrator didalamnya. Beberapa rangkaian yang memerlukan IC Timer diantaranya seperti Waveform Generator, Frequency Meter, Jam Digital, Counter dan lain sebagainya.
IC
Timer 555 yang umum digunakan adalah IC Timer 555 yang berbentuk DIP (Dual
Inline Package) dengan 8 kaki terminalnya. Namun seiring dengan
perkembangannya, saat ini kita dapat menemui beberapa versi IC 555, diantaranya
seperti IC 556 yang menggabungkan 2 buah IC 555 dalam satu kemasan (14 kaki),
IC 558 yang menggabungkan 4 buah IC555 dalam satu kemasan (16 kaki) serta IC555
yang mengkonsumsi daya rendah seperti 7555 dan TLC555. Nama IC 555 diambil dari
3 buah resistor yang terdapat dalam kemasan IC dengan nilai masing-masingnya
5kΩ. Berikut ini adalah susunan dan
konfigurasi Kaki IC 555 yang berbentuk DIP 8 kaki.
§
Kaki 1 (GND) : Terminal Ground atau Terminal Negatif sumber
tegangan DC.
§
Kaki 2 (TRIG) : Terminal Trigger (Pemicu), digunakan untuk memicu
Output menjadi “High”, kondisi High akan terjadi apabila level tegangan pada
kaki Trigger ini berubah dari High menuju ke <1/3Vcc (Lebih kecil dari
1/3Vcc).
§
Kaki 3 (OUT) : Terminal Output (Keluaran) yang memiliki 2 keadaan
yaitu “Tinggi/HIgh” dan “Rendah/Low”.
§
Kaki 4 (RESET) : Terminal Reset. Apabila kaki 4 digroundkan, Output IC
akan menjadi rendah dan menyebabkan perangkat ini menjadi OFF. Oleh karena itu,
untuk memastikan IC dalam kondisi ON, Kaki 4 biasanya diberikan sinyal “High”.
§
Kaki 5 (CONT) : Terminal Control Voltage (Pengatur Tegangan),
memberikan akses terhadap pembagi tegangan internal. Secara default, tegangan
yang ditentukan adalah 2/3 Vcc.
§
Kaki 6 (THRES) : Terminal Threshold, digunakan untuk membuat Output
menjadi “Low”. Kondisi “Low” pada Output ini akan terjadi apabila Kaki 6 atau
Kaki Threshold ini berubah dari Low menuju > 1/3Vcc (lebih besar dari
1/3Vcc).
§
Kaki 7 (DISCH) : Terminal Discharge. Pada saat Output “Low”, Impedansi
kaki 7 adalah “Low”. Sedangkan pada saat Output “High”, Impedansi kaki 7 adalah
“High”.
Kaki Discharge ini biasanya dihubungkan dengan Kapasitor yang berfungsi sebagai penentu interval pewaktuan. Kapasitor akan mengisi dan membuang muatan seiring dengan impedansi pada kaki 7. Waktu pembuangan muatan inilah yang menentukan Interval Pewaktuan dari IC555.
Kaki Discharge ini biasanya dihubungkan dengan Kapasitor yang berfungsi sebagai penentu interval pewaktuan. Kapasitor akan mengisi dan membuang muatan seiring dengan impedansi pada kaki 7. Waktu pembuangan muatan inilah yang menentukan Interval Pewaktuan dari IC555.
§
Kaki 8 (Vcc) : Terminal Positif sumber tegangan DC (sekitar 4,5V atau 16V).
5.
RANGKAIAN
6.
ANALISA
NO.
|
VR 1
|
VR 2
|
KET
|
OUTPUT
|
|||
1
|
10%
|
10%
|
|
7,96 V
|
|||
2
|
20%
|
20%
|
7,96 V
|
||||
3
|
30%
|
30%
|
7,96 V
|
||||
4
|
40%
|
40%
|
|
7,96 V
|
|||
5
|
50%
|
50%
|
|
7,96 V
|
|||
6
|
60%
|
60%
|
7,96 V
|
||||
7
|
70%
|
70%
|
|
7,96 V
|
|||
8
|
80%
|
80%
|
|
7,96 V
|
|||
9
|
90%
|
90%
|
|
7,96 V
|
|||
10
|
100%
|
100%
|
7,96 V
|
Pada Rangkaian diatas terlihat bahwa potensiometer yang di pasang dalam
rangkaian tersebut sangaet berpengaruh terhadap kedipan lampu LED tersebut.
1. Pada Potensiometer 10% di VR1 dan VR2 Lampu Berkedip sangat cepat yaitu 1,2 detik perkedipan dan mempunyai jeda waktu 0,5 detik setiap kedipan, output yang di hasilkan sebesar 7,96 Volt dengan apabila Switch off, maka tidak terjadi aliran arus listrik dan lampu LED mati
1. Pada Potensiometer 10% di VR1 dan VR2 Lampu Berkedip sangat cepat yaitu 1,2 detik perkedipan dan mempunyai jeda waktu 0,5 detik setiap kedipan, output yang di hasilkan sebesar 7,96 Volt dengan apabila Switch off, maka tidak terjadi aliran arus listrik dan lampu LED mati
2. Pada Potensiometer 20% di VR1 dan VR2 Lampu Berkedip sangat cepat yaitu
1,8 detik perkedipan dan mempunyai jeda waktu 1 detik setiap kedipan, output
yang di hasilkan sebesar 7,96 Volt dengan apabila Switch off, maka tidak
terjadi aliran arus listrik dan lampu LED mati
3. Pada Potensiometer 30% di VR1 dan VR2 Lampu Berkedip sangat cepat yaitu
2,4 detik perkedipan dan mempunyai jeda waktu 1,2 detik setiap kedipan, output
yang di hasilkan sebesar 7,96 Volt dengan apabila Switch off, maka tidak
terjadi aliran arus listrik dan lampu LED mati
4. Pada Potensiometer 40% di VR1 dan VR2 Lampu Berkedip sangat cepat yaitu
2,6 detik perkedipan dan mempunyai jeda waktu 1,6 detik setiap kedipan, output
yang di hasilkan sebesar 7,96 Volt dengan apabila Switch off, maka tidak
terjadi aliran arus listrik dan lampu LED mati
5. Pada Potensiometer 50% di VR1 dan VR2 Lampu Berkedip mulai melambat yaitu
2,8 detik perkedipan dan mempunyai jeda waktu 1,8 detik setiap kedipan, output
yang di hasilkan sebesar 7,96 Volt dengan apabila Switch off, maka tidak terjadi
aliran arus listrik dan lampu LED mati
6. Pada Potensiometer 60% di VR1 dan VR2 Lampu Berkedip melambat yaitu 3,4
detik perkedipan dan mempunyai jeda waktu 2 detik setiap kedipan, output yang
di hasilkan sebesar 7,96 Volt dengan apabila Switch off, maka tidak terjadi
aliran arus listrik dan lampu LED mati
7. Pada Potensiometer 70% di VR1 dan VR2 Lampu Berkedip melambat yaitu 4,4
detik perkedipan dan mempunyai jeda waktu 2,2 detik setiap kedipan, output yang
di hasilkan sebesar 7,96 Volt dengan apabila Switch off, maka tidak terjadi
aliran arus listrik dan lampu LED mati.
8.Pada Potensiometer 80% di VR1 dan VR2 Lampu Berkedip melambat yaitu 4,9 detik perkedipan dan mempunyai jeda waktu 3 detik setiap kedipan, output yang di hasilkan sebesar 7,96 Volt dengan apabila Switch off, maka tidak terjadi aliran arus listrik dan lampu LED mati.
9.Pada Potensiometer 90% di VR1 dan VR2 Lampu Berkedip melambat yaitu 5,2detik perkedipan dan mempunyai jeda waktu3,5 detik setiap kedipan, output yang di hasilkan sebesar 7,96 Volt dengan apabila Switch off, maka tidak terjadi aliran arus listrik dan lampu LED mati.
10.Pada Potensiometer 100% di VR1 dan VR2 Lampu Berkedip Sangat Lambat yaitu 4,4 detik perkedipan dan mempunyai jeda waktu 6 detik setiap kedipan, output yang di hasilkan sebesar 7,96 Volt dengan apabila Switch off, maka tidak terjadi aliran arus listrik dan lampu LED mati.
8.Pada Potensiometer 80% di VR1 dan VR2 Lampu Berkedip melambat yaitu 4,9 detik perkedipan dan mempunyai jeda waktu 3 detik setiap kedipan, output yang di hasilkan sebesar 7,96 Volt dengan apabila Switch off, maka tidak terjadi aliran arus listrik dan lampu LED mati.
9.Pada Potensiometer 90% di VR1 dan VR2 Lampu Berkedip melambat yaitu 5,2detik perkedipan dan mempunyai jeda waktu3,5 detik setiap kedipan, output yang di hasilkan sebesar 7,96 Volt dengan apabila Switch off, maka tidak terjadi aliran arus listrik dan lampu LED mati.
10.Pada Potensiometer 100% di VR1 dan VR2 Lampu Berkedip Sangat Lambat yaitu 4,4 detik perkedipan dan mempunyai jeda waktu 6 detik setiap kedipan, output yang di hasilkan sebesar 7,96 Volt dengan apabila Switch off, maka tidak terjadi aliran arus listrik dan lampu LED mati.
7.
KESIMPULAN :
Dari rangkaian
diatas dapat disimpulkan bahwa IC LM 555 berfungsi sebagai Astable
Multivibrator, semakin besar nilai resistor / hambatan maka kedipan dari nyala LED
semakin lambat tetapi semakin kecil nilai resistor / hambatan maka kedipan
kedipan dari nyala LED semakin cepat. Hal itu dapat membuktikan bahwa hambatan
sangat berpengaruh pada jalanya arus pada suatu rangkaian.
Dari
Percobaan Rangkaian Astabil Multivibrator diatas dapat disimpulkan bahwa
Resistor dan frekuensi berbanding terbalik. Semakin besar Resistor, maka semaki
tinggi frekuensinya.
IC
LM 555 berfungsi sebagai Astable Multivibrator tergantung pada resistansinya
terhadap kapasitor yang digunakan, lebih besar resistansi yang digunakan, lebih
lama pengisian dan pengosongannya.
Keakurasian yang ada baik dari keakurasian frekuensi maupun keakurasian siklus
tugasnya semua diatas 90% dan hal ini menunjukkan bahwa komponen yang ada masih
layak pakai karena menunjukkan hasil yang tidak terlalu berbeda dengan hasil
teori. Adapun kesimpulan yang bisa kita tarik dar percobaan ini adalah sebagai
berikut:
1. IC LM 555 berfungsi sebagai Astable
Multivibrator tergantung pada resistansinya terhadap kapasitor yang digunakan,
lebih besar resistansi yang digunakan, lebih lama pengisian dan pengosongannya
2. Hasil pengujian menunjukkan bahwa
keluaran multivibrator astabil masih mengalami penyimpangan dari spesifikasi
yang telah ditentukan dalam perancangan. Penyim-pangan tersebut disebabkan
karena nilai resistansi resistor film tebal yang dihasilkan tidak tepat dengan
perancangan
3. Perubahan nilai pada R1, R2 dan C1 akan
menyebabkan perubahan waktu nyala LED (t1).
4. Lama waktu mati LED (t2) hanya
dipengaruhi oleh nilai R2 dan C1.
5. Semakin besar nilai R1, R2 dan C1 maka
akan semakin lama waktu nyala LED (t1)..
6. Semakin besar nilai R2 dan C1 maka akan
semakin lama waktu mati LED (t2).
8.
SARAN
Saran untuk pemakaian nilai RC agar frekuensi yang dihasilkan baik, hendaknya menggunakan Resistor dengan toleransi minimum 1% yakni dari jenis metal film dan kapasitor tantalum. Diperlukan tambahan trainer board astable multivibrator berbasis transistor dan IC 555 sehingga media agar lebih bervariasi.
Komentar
Posting Komentar